Ticker

6/recent/ticker-posts

Cara Menghaturkan Persembahan Ke Alam Para Dewa / Alam Suci ( Cara Dan Mantra Mebanten Canang, Tipat Dampulan Dll )

Cara Menghaturkan Persembahan Ke Alam Para Dewa ( Mebanten Canang, Tipat Dampulan Dll )
Cara Menghaturkan Persembahan Ke Alam Para Dewa ( Mebanten Canang, Tipat Dampulan Dll )
image source: denpasarnow.com/

Jika sebelumnya sudah di bahas Tatacara Menghaturkan Segehan Kebawah (Mebanten)
Kali ini kita akan belajar cara menghaturkan Persembahan Ke Alam Suci. Ini adalah cara dasar untuk menghaturkan persembahan ke alam-alam suci yang dapat digunakan untuk menghaturkan semua jenis persembahan. Misalnya untuk menghaturkan canang, banten tipat dampulan, dsb-nya, saat kita mebanten di rumah. Atau juga untuk menghaturkan canang dan pejati saat kita tangkil sembahyang ke sebuah pura. Caranya sebagai berikut.

Pertama-tama perlu diperhatikan bahwa, ketidak-tepatan yang sering terjadi dalam
menghaturkan canang adalah tidak memperhatikan arah pengider-ideran Panca Dewata yang tepat.

Misalnya bunga warna putih pada canang seharusnya di arah timur justru dipasang di arah utara. Padahal ketika kita menghaturkan canang sangat penting untuk meletakkan warna-warni pada posisi arah mata angin yang tepat. Jangan diletakkan ngawur secara sembarangan, karena ini berkaitan dengan kekuatan suci Sanghyang Panca Dewata dan
hal-hal lainnya, agar canang sebagai segel suci niskala ini nantinya kekuatannya benar-benar dapat bekerja. Bila canang dihaturkan sesuai dengan pengider-ideran Panca Dewata yang tepat, canang merupakan segel suci niskala yang memiliki kekuatan kerja-nya sendiri. Tapi kekuatan-nya akan menjadi lebih aktif jika kemudian segel suci suci niskala ini kita hidupkan dan gerakkan dengan kekuatan mantra-mantra suci, tirtha [air suci], dupa dan kekuatan sredaning manah [kemurnian pikiran].

Sehingga turunlah karunia kekuatan suci semua Ista Dewata, yang memberikan kebaikan bagi alam sekitar dan semua mahluk. Ini adalah tata-cara dasar untuk menghaturkan persembahan ke luhur [ke alam-alam suci]. Sekali lagi bahwa cara ini tidak terbatas hanya untuk menghaturkan canang saja, tapi juga dapat digunakan untuk menghaturkan segala jenis persembahan ke alam-alam suci. Seperti misalnya pada saat kita tangkil ke sebuah pura dan kita menghaturkan pejati, dsb-nya.

Caranya dan urutannya adalah sebagai berikut di bawah ini Menghaturkan Persembahan Ke Alam Suci:

PERTAMA

Unggahang [letakkan pada palinggih, dsb-nya] canang [ataupun bentuk persembahan lain] sambil mengucapkan mantra :
“Om ta molah panca upacara Guru Paduka ya namah svaha“


KEDUA

Unggahang [letakkan pada palinggih, dsb-nya] dupa sambil mengucapkan mantra :
“Ong Ang dupa dipa astraya namah svaha“

Catatan :
[1]. Dupa adalah suatu segel niskala untuk mengundang turunnya kehadiran Sanghyang
Triyodasasaksi [tiga belas manifestasi Sanghyang Acintya] sebagai saksi semesta pelaksanaan sebuah yadnya, Sanghyang Agni sebagai penghantar yadnya
kepada para Ista Dewata dan Sanghyang Brahma sebagai penerang jiwa semua mahluk.
[2]. Juga perlu sedikit ditambahkan, saat menghaturkan pada kompor gas yang cukup riskan dengan resiko kebakaran, untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan kita tidak usah ngunggahang dupa. Kita bisa gantikan dengan cara menyalakan api kompor. Karena yang penting adalah kehadiran api-nya. Setelah semua rangkaian proses
menghaturkan canang di kompor gas ini selesai, matikan kompornya kembali.

KETIGA

Sirat-siratkan tirtha [air suci] sambil mengucapkan mantra :
“Ong Mang Parama-Shiwa amertha ya namah svaha“

KE EMPAT

Kemudian kita lanjutkan dengan ngayabang [menghaturkan atau mempersembahkan] 
dupa dan canang [atau persembahan lain].
Saat ngayabang kita harus menggunakan tangan, dengan cara menjepit bunga dengan jari telunjuk dan jari tengah. Jangan menggunakan alat bantu lainnya, seperti misalnya sa`ab, ataupun alat bantu lain-lainnya.
Selain itu kita harus ngayabang hanya menggunakan tangan kanan. Serta gerakan
ngayabang harus lembut dan jelas, bergerak berulang dari sisi luar belakang ke arah depan.

Sambil ngayabang kita ucapkan mantra untuk menghaturkan [mempersembahkan] dupa :

“Om agnir-agnir jyotir-jyotir svaha,
Ong dupham samarpayami svaha“

Terus ngayabang dan kita ucapkan mantra untuk menghaturkan [mempersembahkan] canang [atau persembahan lain]:

“Om dewa-dewi amukti sukham bhawantu namo namah svaha“

Terus ngayabang dan kita tutup dengan  mengucapkan paramashanti mantra mendoakan kedamaian alam semesta dan semua mahluk :

“Om shanti shanti shanti Om“

Catatan :
[1]. Sesungguhnya terdapat mantra-mantra khusus untuk menghaturkan canang [atau persembahan lain] pada masing-masing palinggih atau pelangkiran
di rumah. Misalnya contoh pada pelangkiran Dewa Brahma di dapur mantranya adalah “Om Saraswati pawitraning Brahma sakaya namo namah”. Tapi jika semua mantranya dibahas, maka mantra-mantra ini jumlahnya akan menjadi banyak yang harus dihafalkan. Di dalam buku ini diupayakan untuk membuat panduan dasar yang ringkas, untuk orang – orang kebanyakan. Sehingga cukup dengan menggunakan satu mantra universal penghaturan ke alam-alam suci, yaitu “Om dewa-dewi amukti
sukham bhawantu namo namah svaha“. Mantra ini adalah mantra yang sangat universal untuk menghaturkan segala jenis persembahan ke Svah Loka atau alam-alam suci. Yang sapat digunakan untuk menghaturkan segala jenis persembahan di
semua palinggih, pelangkiran, dsb-nya [ke alam suci], termasuk juga saat kita tangkil ke sebuah pura.

[2]. Selalulah menutup dengan mantra suci paramashanti [Om shanti shanti shanti Om] untuk kedamaian alam semesta dan semua mahluk. Secara sekala dan niskala hal ini bukanlah tanpa dasar.
Kalau setiap orang di Pulau Bali mebanten [anggap saja] di sepuluh titik di rumahnya, lalu di seluruh Pulau Bali ada 100 ribu orang yang mebanten.
Berarti hanya dalam satu hari itu saja di Pulau Bali mantra suci paramashanti diuncar sebanyak 1 juta kali. Bayangkan betapa kekuatan getaran energi damai mantra suci ini yang menggetarkan seluruh penjuru pulau. Memberikan alam Pulau Bali getaran
energi ketenangan dan kedamaian.

sumber: kulturbali

Posting Komentar

0 Komentar