Ticker

6/recent/ticker-posts

Waktu Yang Baik Untuk Menghaturkan Banten Ke Alam Bhur, Bwah Dan Swah Loka ( Waktu Mebanten)

Waktu Yang Baik Untuk Menghaturkan Banten Ke Alam Bhur, Bwah Dan Swah Loka
Waktu Yang Baik Untuk Menghaturkan Banten Ke Alam Bhur, Bwah Dan Swah Loka
image source: wisdanarananda

Kegiatan kita melaksanakan mebanten di lingkungan masing-masing sebagai jagadhita dharma, akan lebih baik jika dilaksanakan sesuai dengan putaran waktunya yang juga tepat dan terbaik.

KE ALAM-ALAM SUCI [SVAH LOKA] 

Jika kita hendak menghaturkan canang ataupun persembahan lain-lainnya ke Svah Loka atau alam-alam suci, seperti misalnya canang, banten tipat dampulan, dsb-nya, putaran waktunya yang terbaik adalah dilakukan pada pagi hari. Ini merupakan kegiatan utpetti, atau upaya menciptakan keharmonisan serta kebahagiaan bagi kehidupan dan alam semesta.

Waktu atau jam yang paling ideal di dalam menghaturkan persembahan ke Svah Loka atau alam-alam suci adalah diantara jam 4 [empat] dini hari s/d jam 10 [sepuluh] pagi.

Di pagi hari merupakan waktu yang sangat tepat bagi kita untuk menghaturkan persembahan ke Svah Loka atau alam-alam suci. Yaitu pada periode waktu dini hari saat menjelang matahari terbit, atau saat matahari terbit, atau saat matahari bergerak naik ke atas. 

Hal ini disebabkan karena :

[1]. Pada periode waktu ini, getaran energi alam cenderung sedang murni, positif dan bersih. Dimana hal ini akan dapat membantu keterhubungan persembahan yang kita haturkan ke Svah Loka atau alam-alam suci.

[2]. Karena naiknya matahari adalah naiknya seluruh energi alam di dunia ini. Terjadi gelombang energi kebangkitan yang dahsyat di alam ini. Pada saat itu, persembahan yang kita haturkan ke Svah Loka atau alam-alam suci, dengan mudah ikut menumpangi arus naiknya gelombang energi di alam. Gunakan saat-saat naiknya gelombang energi alam itu, karena sangat membantu kita di dalam menghaturkan persembahan ke Svah Loka atau alam-alam suci. 

Di pagi hari, persembahan kita akan ikut menumpang pada naiknya arus gelombang energi alam. Kemudian selesai mebanten, kita lanjutkan dengan melakukan kegiatan sehari-hari kita, dengan berlandaskan pada ajaran dharma. Yang mana ini merupakan kegiatan stiti, atau upaya memelihara kehidupan dengan baik.

KE ALAM-ALAM BAWAH [BHUR LOKA]

Jika kita hendak memberikan persembahan segehan ke Bhur Loka atau alam-alam bawah, putaran waktunya yang terbaik adalah di sore hari [pada sandhikala, saat matahari terbenam] . Ini merupakan kegiatan pralina, atau upaya melebur hal-hal yang buruk di alam dan melebur getaran energi negatif di alam.

Di sore hari merupakan waktu yang sangat tepat bagi kita untuk memberikan persembahan segehan ke Bhur Loka atau alam-alam bawah. Yaitu pada periode waktu sore hari saat menjelang matahari terbenam, atau saat matahari terbenam atau setelah matahari terbenam.

 Hal ini disebabkan karena :

[1]. Karena turunnya matahari adalah turunnya seluruh energi alam di dunia ini. Pada sore hari gelombang energi di alam sedang bergerak turun kembali dan alam sedang bergerak menuju kegelapan. Disaat energi alam sedang turun dan alam sedang bergerak menuju kegalapan, disaat itu kita somya-kan dengan  memberikan persembahan segehan ke Bhur Loka atau alam-alam bawah, sekaligus mendoakan deengan mantra [selanjutnya akan dipaparkan di buku ini] agar semua para mahluk-mahluk bawah bahagia bebas derita.

[2]. Pada waktu sore hari, getaran energi alam memiliki kecenderungan sedang buruk negatif dan tidak bersih. Yang terutama disebabkan oleh sibuknya kegiatan sehari-hari manusia sepanjang hari itu, dimana di dalamnya terdapat kemarahan, kesedihan, kekecewaan, kebencian, keserakahan, ketidakpuasan, konflik, stress, dsb-nya. Ini semuanya akan menghasilkan dan menyebarkan getaran energi ke alam seperti apa yang dipikirkan dan dirasakan manusia. Yang menimbulkan kekacauan pola energi di tempat tersebut. Salah satu kekuatan niskala segehan yang menggunakan warna-warni sebagai segel energi, adalah untuk mengembalikan keseimbangan dan keharmonisan getaran energi ke posisi semulanya di titik lokasi tersebut. Getaran energi yang muncul dari memberikan persembahan segehan, akan mengatur dan memposisikan ulang [mengembalikan keharmonisan] getaran energi yang ada di alam.

Waktu atau jam yang paling ideal di dalam memberikan persembahan segehan ke Bhur Loka atau alam-alam bawah adalah antara jam 4 [empat] sore s/d jam 7 [tujuh] malam. 
Akan tetapi, jika seandainya saat sandhikala kita masih bergelut dengan rutinitas kerja, kita boleh mesegeh pada malam harinya.

Putaran waktu yang baik ini berlaku untuk semua jenis segehan, maupun bentuk-bentuk persembahan lainnya ke alam-alam bawah. Kecuali tentu saja tidak berlaku untuk segehan saiban atau sajen kecil setiap habis memasak. Karena segehan saiban waktunya yang tepat kita haturkan adalah pada setiap kali selesai memasak.

=== CATATAN : JIKA KITA MEMILIKI WAKTU TERBATAS

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa kehidupan di jaman modern ini seringkali menuntut hidup kita sangat penuh dengan kesibukan rutinitas kerja. Jika kita hanya punya waktu terbatas untuk mebanten, maka kita bisa menghaturkan canang dan persembahan lain-lainnya ke Svah Loka [alam-alam suci], serta menghaturkan segehan ke Bhur Loka [alam-alam bawah], dalam suatu waktu yang sama. Tidak harus terpisah dilakukan pagi dan sore.

Pilihan pertama adalah kita melakukannya di pagi hari. Tapi jika seandainya karena kesibukan di pagi hari kita tidak sempat, maka kita boleh melakukannya di sore hari [pada saat menjelang sandhikala, saat menjelang matahari terbenam].

Dengan suatu catatan, bahwa jika kita mebanten dalam suatu waktu yang sama, maka urutannya harus benar. Yaitu, yang pertama kali harus kita haturkan berkeliling adalah persembahan segehan ke Bhur Loka [alam-alam bawah]. Setelah itu selesai, barulah kita berkeliling menghaturkan canang ataupun persembahan lain-lainnya ke Svah Loka [alam-alam suci].

Secara niskala urutan ini adalah suatu pakem yang jelas. Sebagai perbandingan kita bisa lihat dalam pelaksanaan upacara di tempat suci. Yang pertama dilakukan pasti adalah mecaru [persembahan ke alam-alam bawah]. Setelah selesai, barulah menghaturkan persembahan upacara ke alam-alam suci.

PERSEMBAHAN KE ALAM TENGAH [BVAH LOKA] ATAU KEPADA SESAMA MAHLUK SEKALA

Persembahan kita akan sangat lengkap, terang dan suci kalau kita memberikan persembahan secara lengkap kepada ketiga dimensi alam, yaitu bhur, Bvah, Svah. Artinya hendaknya pada tengah-tengah hari kita juga mengisi kehidupan dengan memberikan persembahan ke Bvah Loka, yaitu alam tengah atau alam Marcapada. Caranya adalah dengan sikap belas kasih dan kebaikan kepada sesama manusia dan sesama mahluk. Ini merupakan kegiatan stiti atau memelihara kehidupan dengan baik.

Atau setidaknya cukup kita dengan pengendalian diri untuk tidak menyakiti. Dengan tidak marah dan benci kita lebih sedikit melukai hati dan perasaan mahluk lain. Dengan sikap rendah hati, kita bisa menghargai dan menghormati orang lain. Dengan tidak serakah kita lebih sedikit membuat orang lain menderita. Tidak membalas bentakan orang tua, tidak marah pada suami-istri yang marah, tidak menyakiti anak yang nakal, tidak melawan pada yang merendahkan kita, dsb-nya, itu semua sudah mengurangi penderitaan orang lain. Itulah bentuk persembahan ke Bvah Loka, yaitu alam tengah atau alam Marcapada.

sumber: KulturBali

Posting Komentar

0 Komentar